Trailling stop merupakan salah satu perintah dalam trading untuk memudahkan aktivitas jual beli aset para trader. Tentu saja, dalam trading perlu menggunakan teknik ahli untuk melacak stop loss agar risiko bisa terminimalisir.
Apakah Anda seorang pemula di dalam dunia perdagangan cryptocurrency? Apabila iya, maka penting bagi Anda untuk memperhatikan dan melakukan pertimbangan dalam berdagang di Trailling Crypto.
Saat menjadi seorang pemula, apakah menjumpai fitur trailling stop dan stop loss? Hampir semua bursa kripto utama menyediakan fitur tersebut untuk memudahkan perdagangan.
Mungkin terdengar seperti suatu hal yang rumit bagi seorang pemula. Namun ternyata fitur-fitur tersebut tidak serumit yang terlintas dalam benak seorang pemula. Oleh karenanya simak penjelasan berikut ini.
Trailling Stop dan Stop Loss
Sebenarnya ide dari balik hal tersebut cukup sederhana. Dalam jenis ini nilai persentase atau jumlah setelah posisi dimasukkan adalah sebagai stop loss order. Saat nilai penurunan mata uang kripto tercapai, maka keputusan menjual aset kripto akan terjadi secara otomatis.
Trailling stop sendiri merupakan proteksi terhadap profit saat harga sudah bergerak naik. Sesuai dengan rencana awal perlu memberikan garis pengaman untuk berjaga-jaga saat terjadi pembalikan arah secara mendadak.
Sedangkan stop loss merupakan pembatasan risiko pertama yang bisa trader lakukan saat proses pembelian saham. Nantinya apabila harga tiba-tiba bergerak di luar skenario dan turun di bawah, maka menjadi level cut loss.
Secara sederhana perbedaan keduanya sangat jelas sekali. Yang mana stop loss dipergunakan untuk membatasi kerugian trading saat pasar bergerak secara berlawanan arah dengan ekspektasi.
Sedangkan trailling stop gunanya untuk memproteksi profit saat pasar sudah bergerak sesuai ekspektasi namun ternyata tiba-tiba malah balik turun.
Cara Pakai Trailling Stop
Dalam menggunakannya tergantung pada platform yang trader gunakan. Akan tetapi kurang lebih prinsip kerjanya secara umum sama dan bisa dijadikan acuan untuk keseluruhan.
Ada dua posisi yang bisa diambil saat kondisi tersebut. Seperti posisi buy dan posisi sell.
-
Posisi buy. Saat memasang pada posisi tersebut, maka stop loss bisa terus bergerak ke atas mengikuti keadaan harga sekarang;
-
Posisi sell. Saat memasang pada kondisi tersebut, maka stop loss bisa bergerak turun mengikuti kondisi harga saat ini.
Ada langkah praktis dan mudah untuk menggunakannya dengan mengatur pada rentang yang tidak terlalu sempit dan tidak terlalu lebar. Pasalnya rentang yang lebar bisa membuat ruang gerak menjadi terbatas meskipun pergerakan pasar sedang normal.
Jika hal tersebut terjadi bisa menyebabkan kerugian dan mengurangi peluang keuntungan.
Contoh Trailling Stop
Prinsip utamanya adalah dengan memasang stop loss, nantinya akan mengikuti terjadinya pergerakan harga aset saat ini. Agar bisa lebih memahami, maka simak contoh berikut ini.
Seorang trader membeli aset A dengan harga Rp100.000, kemudian memasang fitur trailling stop dengan harga Rp20.000. Apabila harga aset bergerak ke atas menjadi Rp130.000, maka fitur tersebut akan melakukan stop otomatis.
Kemudian menempatkan stop loss pada Rp110.00. Jadi, saat aset sudah di angka Rp110.000, nanti secara otomatis akan langsung terjual. Akan tetapi saat aset naik kemudian menyentuh angka Rp150.000, maka batasnya stop loss jadi berubah dari Rp110.000 jadi Rp130.000.
Harga yang mendadak berbalik arah dan menyentuh Rp130.000 nantinya akan secara otomatis terjual. Dengan begitu aset tidak akan mengalami limit. Trader bisa tetap mendapatkan keuntungan Rp30.000 serta meminimalisir kerugian.
Itulah beberapa informasi mengenai cara menggunakan trailling stop dan beberapa contohnya secara real. Semoga bisa membantu.